Seorang anak laki-laki mengamati tomat merah yang telah siap dipetik di sawah seorang petani. "Aku akan membayarmu dua ratus rupiah untuk tomat itu," kata anak laki-laki itu sambil menunjuk satu buah tomat matang yang besar, merah, dan sangat menarik.
"Tidak mau," kata si petani, "aku bisa mendapat lima ratus rupiah untuk tomat seperti itu."
Anak laki-laki itu menunjuk pada tomat yang lebih kecil dan masih berwarna hijau, "Bagaimana dengan yang itu, dua ratus rupiah boleh?"
"Ooh, kalau yang itu bolehlah," jawab petani itu, "aku akan memberikan tomat itu untuk dua ratus rupiah."
"Assyiikk," kata si anak, mengakhiri perjanjian jual-beli dengan menaruh dua ratus rupiah di atas tangan si petani, lalu berkata, "Aku mau petik tomatku itu satu minggu lagi ya, Pak."
"Tidak mau," kata si petani, "aku bisa mendapat lima ratus rupiah untuk tomat seperti itu."
Anak laki-laki itu menunjuk pada tomat yang lebih kecil dan masih berwarna hijau, "Bagaimana dengan yang itu, dua ratus rupiah boleh?"
"Ooh, kalau yang itu bolehlah," jawab petani itu, "aku akan memberikan tomat itu untuk dua ratus rupiah."
"Assyiikk," kata si anak, mengakhiri perjanjian jual-beli dengan menaruh dua ratus rupiah di atas tangan si petani, lalu berkata, "Aku mau petik tomatku itu satu minggu lagi ya, Pak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar