Perjalanan anak-anak kangcute adventures ke Way Kanan sebenarnya
adalah kunjungan ke rumah saya, yang terletak di Kecamatan Rebang
Tangkas Kabupaten way kanan, tetapi karena letak rumah saya yg cukup
jauh dan ndeso atau malah hutan (hehehe) jadi perlu dimasukan kedalam
agenda touring. Setelah menentukan hari dan tanggal yang tepat (tapi tanpa buka
primbon lho) akhirnya rombongan/gerombolan anak-anak KTT menstater
sepeda motor dari base camp KTT di Kota Metro. Rombangan yang berangkat
saat itu berjumlah 7 ekor, karena yang laen pada punya alibi masing2
buat kagak ikut, meskipun dengan sedikit kecewa, mereka melepaskan
keberangkatan kami.
Perjalanan ditempuh dengan lancar karena jalan yang kami lalui adalah
jalur lintas tengah yang lumayan mulus. Setelah 3 jam melalui kabupaten
Lampung Tengah, dan menyebrangi Kabupaten Lampung Utara akhirnya
gerbang Way Kanan pun dengan ramah menyambut kami, dari sini saya
tawarkan ke temen-teman mau lewat jalan pintas (lewat Banjit) atau lewat
Simpang Empat yang rutenya sedikit memutar tapi jalannya hot mix punya.
Karena udah sore mereka sepakat pilih jalan pintas. Ya udah, rasain
aja jalan yang hot max yang bener2 bikin pantat jadi hot, yaitu lewat
daerah Banjit, berkeliling didaerah ini serasa berada di pulau dewata,
karena disepanjang jalan banyak terdapat pura dan patung2 ukiran khas
Bali sebab mayoritas masyarakat disini adalah suku bali yang beragama
Hindu, dan sekitar pukul 04.00 akhirnya kami tiba juga di rumah, sebagai
pelepas dahaga saya persilahkan mereka memanjat dan menikmati buah
kelapa muda segar dari kebun dibelakang rumah.
hari kedua pagi-pagi sekali mereka saya ajak untuk kungkum atawa
ciblon atau mandi di kali way tahmi yang tidak jauh dari desa saya,
sungai yang lumayan gede dan boleh dibilang masih alami, airnya sangat
bening dan sejuk dengan tepian batu-batu kali dan latar belakang kebun
dan hutan. agak siang setelah memancing beberapa ekor lele di kolam
belakang mereka saya ajak untuk menyantap lele bakar di penggir sungai
tahmi juga, tapi yang bagian atas, yang terletak di lingkungan
konservasi hutan kawasan, sehingga untuk menuju ke sana saja harus
melalui medan yang cukup ekstrim (menurut mereka hehe) karena sisi
sepanjang sungai adalah tebing yang terjal.
Hari ketiga kami mengunjungi objek wisata curup (air terjun) gangsa
yang terletak di kaki bukit Dusun Tanjung Raya, kecamatan Kasui. Air
terjun ini bersumber dari patahan sungai Way Tangkas yang mengalir dari
relung-relung punggung bukit punggur meliuk-liuk melalui dusun Tanjung
Kurung Lebak Paniangan, dengan ketinggian +50 meter , diselimuti kabut
dan belaian desir angin semilir berterbangan membawa embun yang sejuk
menambah suasana semakin alami. saat cuaca cerah, kita dapat melihat
biasan warna pelangi yang dipantulkan oleh percikan air curup. Pada saat
tengah malam dalam suasana sepi sering terdengar suara gemerincing
bagaikan suara seluring Gangsa, konon dari suara inilah nama Curup
gangsa oleh masyarakat sekitar menjadi nama objek wisata, yang berjarak
sekitar 50 km. dari pusat ibukota Kabupaten.
Ini adalah beberapa hasil bidikan anak-anak KTT yang kurang maksimal
karena masih amatiran dan hanya menggunakan kamera handphone (hehehe).
Lele Bakar |
Uji Nyali |
way tahmi |
Curup Gangsa View |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar